Namaku Ath,19 th..Semua berawal ketika aku membaca sebuah buku, Cosmos, karangan Carl Sagan, Prof. Astronomi Universitas Cornell. Novel terbitan tahun 1980 ini menceritakan tentang alam semesta dan posisi bumi di antara 100 miliar galaksi. Di tiap galaksi ada 100 miliar bintang, dan barangkali dari semuanya itu akan didapati 10 miliar planet. Jadi bumi hanyalah kerikil bahkan debu alam semesta. Novel yang luar biasa, namun sudut pandang penulisnya adalah atheis. Hal ini terlihat jelas dalam salah satu part dalam novelnya. "Saat Anu menciptakan....." Dia tidak mengatakan Tuhan. Aku lupa Anu itu "anu" (tidak ada Tuhan) atau Anu itu nama salah satu dewa suku Maya, Suku di Meksiko yang terkenal sejak heboh kiamat 2012, mengingat dia sedang menceritakan tentang bangunan piramida suku Maya yang menggunakan prinsip astronomi yang cukup komplek untuk masanya. Terbukti pada hari tertentu yang diyakini sebagai hari salah satu ritual suku Maya, matahari tepat berada di pintu piramida. Cerita novel pun berlanjut kesana-kemari. Membahas tentang asal mula makhluk hidup dari berbagai teori, misteri lubang hitam, kemungkinan ada mahluk luar angkasa, kosmologi, dll. Intinya, ini Novel astronomi. Dan saya sendiri pun tidak begitu mengerti. titik.
Piramida Maya

Piramida dan Astronomi

Setelah membaca buku tersebut saya menjadi tertarik dengan apa yang disebut dengan astronomi.Berbagai resensi saya baca,mulai dari buku lokal yang tak bermutu karena hanya berisi deskripsi tanpa ada perhitungan yang jelas,sampai buku-buku impor yang terlalu bermutu hingga aku dibutakan oleh berbagai macam persamaan matematika gila.Saat itu aku baru kelas 1 SMA sehingga sulit untuk mencerna rangkaian persamaan Matematika gila tersebut.Intinya Alam semesta bermula dari suatu awan kabut yang sangat banyak yang mengalami kompresi hingga berjari-jari hanya beberapa meter sehingga memicu sebuah ledakan besar yang melontarkan seluruh materinya,...,dan terbentukalah alam semesta seprtisekarang dan terus berkembang.
Berlanjut dengan diskusi-diskusi dengan Sipero, teman yang aku kenal saat kelas 2 SMP. Kebetulan dia lebih tau banyak tentang astronomi dan saya belajar banyak dari dia. Pertama hanya diskusi ringan tentang hal2 yang terjadi di sekolah sampai membahas astronomi "versi ku" alias adol jere kulak ndean (Jawa-). Karena keterbatasan akses informasi astronomi saat itu. Sampai suatu hari dia mengatakan bahwa teori penciptaan alam semesta yang kita sebut "Bing Bang" dan meluasnya langit telah ada di dalam Al-Qur'an. Aku kagum waktu itu dan banyak bertanya tentang agama padanya. Jawaban dari dia cukup memuaskan bagiku. Tentu saja karena dia mengkolaborasikan antara Al-Qur'an dan sains dalam hal ini astronomi.
Pertemananku dengan Sipero berlanjut. Kami sering terlibat diskusi yang cukup berat. Salah satunya beberapa minggu lalu, saya menceritakan tentang hasil googling liarku. Aku menceritakan tentang Atheisme. Aku menemukan sebuah pertanyaan lama: "Apakah Tuhan bisa menciptakan batu yang sangat besar hingga Dia pun tak mampu mengangkatnya?' Reaksinya dia biasa saja, dengan terbuka dia mulai mengemukakn pendapatnya. Dia tau keinginanku mendapat jawaban dari pertanyaan yang menjebak itu dengan cara menjebak si pembuat pertanyaan. Analaogi2 dia kemukakan. Salah satunya tenatng seorang Profesor filsafat yang bertanya pada mahasiswa tentang Tuhan.
"Siapa diantara kalian yang pernah melihat Tuhan silahkan angkat tangan."Tanya profesor.
suasana pun hening sampai seorang mahasiswa menjawab:Tidak da yang prenah melihatnya.
"Berarti kesimpulannya TIDAK ADA TUHAN". Kata profesor.
Suasane yang hening berudah jadi suasana penuh grutuan. Ada yang berpikir dan membenarkan, ada yang menyalahkan ,dan reaksi lainnya hingga seorang mahasiswa bersuara.
"Prof Anda tidak punya otak", kata mahasiswa.
"Kenapa?" tanya Profesor.
"Mana otak anda? Apa anda bisa menyentuhnya", Lanjut si Mahasiswa.
Profesor pun hanya terdiam.
"Berarti kesimpulannya ANDA TIDAK PUNYA OTAK", kata mahasiswa dengan santai nya sambil berjalan keluar kelas.
Inti dari analogi tersebut adalah sesuatu ke-ada-an, dalam hal ini Tuhan, tidak harus dengan bukti secara material. Keprcayaan pada suatu akibat dari ke-ada-an itu lah yang paling penting. Seperti profesor yang tidak melihat otaknya sendiri tapi merasakan dia punya otak. Faith,itulah penghubung antara manusia dengan Tuhannya.
0 komentar:
Posting Komentar