walau tidak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya -

Namaku Ath #2

Waktu pun berlalu sementara aku masih menyelami apa yang di sebut atheisme. Entah kenapa saya mulai temukan kebebasan ketika menjadi seorang atheis. Konflik batin pun berlanjut. Otakku mengatakan bahwa agama itu terlalu dogmatis dan menghalangiku untuk berpikir ilmiah, namun hatiku tetap merasa, lebih tepatnya ku paksa, keberadaan Tuhan. Kehampaan hidup terasa sekarang. Aku tak tahu apa tujuan hidupku, siapa diriku,apakah aku bertuhan atau aku tidak ber Tuhan. Aku berada pada posisi chaos ini cukup lama. Setiap aku meminta pendapat ke temanku (selain Sipero) jawaban yang saya dapatkan adalah: KAMU SESAT!. Semudah itukah manusia menyatakan manusia yang lainnya sesat? Jawaban semacam itu membuat aku semakin kehilangan respek pada agama. Agama itu dogmatis dan hanya berisi dongeng. Konsep ketuhanan ku kacau, tak karuan.Kadang percaya dan kadang tidak..humm sialan.

Aku mencoba bertanya pada buku, karena mereka adalah sahabatku dari keterasinganku. Buku-buku teronggok di sudut kamarku. Mulai buku filsafat Jawa-nya Ronggo Warsito, buku tentang Marxisme,l eninisme, the rebel, Freemansony dll. Buku-buku tersebut diimbangi oleh buku-buku agama-sains: Dimensi sains Al-Quran dan bayak buku Harun Yahya. Aku mencoba mencari jawaban dari kegelisahanku tentang Tuhan. Masih berusaha mencari pencerahan hidup. Semoga Tuhan memang ada sehingga ibadahku, walau tidak rajin, selama 19 tahun tidak sia-sia. Tapi kalau Tuhan tidak ada juga tidak masalah, setidaknya dosa-dosa selama aku hidup juga tidak dibalas dengan siksaan.hihhiii

Hari pun berlalu dan aku masih tenggelam dalam keresahanku.Bingung dan tak tau harus berbuat apa dan kemana mencari jawaban kegundahanku..hyaaaaaaaaakkk !!!..aku ingin teriak.Aku seperti sebuah bom yang terkucil dan tersingkir. Kenapa ketika aku mempertanyakan Tuhan malah dikucilkan?.damn it.

Terdengar dering HP ku. Sebuah mesage dari seorang temanku dari Semarang.

"km ITB msk pa g?"
"G, klo kamu?" Segera aku jawab mesage nya.
"Aku jg g.mungkin Thn belum ngijinn".

Sialan ini anak, masa tidak masuk ITB gara-gara Tuhan tidak mengijinkan. Jelas-jalas hari itu aku ceroboh dalam menghitung sehingga tidak lolos. Kenapa sih masyarakat kita sering menjadikan Tuhan sebagai alasan kegagalan? Semudah itukah menyalahkan Tuhan? Mungkin maksud mereka baik tapi tetap saja aku kurang bisa menerima alasan itu. "Lha ini kan kesalahanku,bukan kesalahan Tuhan",gerutu ku dalah hati.

Apa mungkin Tuhan memamg layak disalahkan?
Apakah orang yang menyalahkan Tuhan itu tanda awal seorang atheis?
Atau mungkin Tuhan tidak ada?
entahlah...


Artikel Terkait:

1 komentar:

Nurlaili Fajriyah mengatakan...

wahh,, aku gag pernah bilang mz.lucky sesat lhoo..

o ya,, kalo bilang Tuhan belum ngijinin menurutku artinya gag selalu menyalahkan Tuhan.. karena semua kehendak Tuhan itu gag ada yang salah... kalo Tuhan belum ngijinin itu berarti Tuhan emang belum memberikan ijin,, mungkin punya rencana lain yang lebih baik dari yang kita harapkan...