walau tidak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya -

Sunyi, Teman Dibalik Kaca


Ini kisah seorang anak yang berjalan dengan kakinya sendiri dalam kesendirian di dunia ini. Langkah resah bercampur gelisah ketika dia mulai mengenal dunia. Dia mencoba memahami setiap luka dihatinya. Sering dia menggumam:teman terbaikku adalah kesendirian. Ketiadaan memaksanya untuk turun ke jalan. Dia berusaha menunjukan pada dunia bahwa dia punya cita2. Yah..di jalanan dia gantungkan cita2nya yang sangat sederhana bagi kita tapi baginya cita2 bagaikan mimpi2 yang kan selalu menghantui..

Dunia menamparnya, melukai setaip langkahnya, mencerca setiap usahanya, memaki semua jerihpayahnya, dan menghina jalan hidupnya...
Suatu malam saat angin menyuarakan kebisuan, dia bertemu dengan seorang yang tak dikenalnya


"Maukah kau menjadi temanku?"Orang tersebut bertanya
"Untuk apa? Apa kamu hanya ingin menghina ku lalu melemparkanku ke tempat sampah itu? Lalu meninggalkanku? Untuk apa aku mengenalmu?",Jawab anak itu
"Kenap kamu tak percaya kepada ku?"
"Karena aku tak percaya pada semuanya"
"kenapa?", orang asing itu kembali bertanya
"karena semua sama saja"
"Sama saja?"
"ya sama saja."
"Tidak beda sedikit pun?"
"Ya tidak ada bedanya" anak itu menjawab dengan dingin

angin membawa daun2 kesunyian dan debu2 kesepian
..........................
..........................
..............
"Maukah kita berteman tanpa ada landasan alasan? Siapa namamu?"
"entahlah, aku pun lupa siapa namaku",Jawab anak itu
"kenapa?"
"karena tidak ada lagi yang menyapaku hingga aku lupa siapa namaku. Duniapun sudah melupakanku"
"Dahulu siapa yang selalu menyapamu?"
"SUNYI"

Angin membawa daun2 kesunyian dan debu2 kesepian hingga perlahan orang itu mengulurkan tangan kepada anak itu. Kata2 samar terdengar
"Senang aku bisa menyapamu kembali, menyapamu di masa lalu,sekarang,dan masa depan"
Anak itu membalas uluran tangan dengan sangat pelan.Dia tak percaya bertemu kembali dengan sahabat lamanya, Sunyi. Tangan nya sangat dingin dan wajahnya tenang seolah tanpa emosi sedikit pun. Tubuh anak
bergetar ketika menyadari tanganya dingin menyentuh kaca. Di hadapannya hanyalah kaca sebuah toko barang2 kuno, bukan sahabatnya. Anak itu pun hanya tersenyum pada dunianya dan terus bergumam"Teman terbaikku adalah Kesunyian"
Dilaluinya jalan hidupnya sambil terus bergumam kepada setiap kaca di sepanjang jalan malam itu

Kisah ini entah berawal kapan tapi yang pasti kisah ini akan terus ada selama kita tak peduli pada sekitar kita.

Bandung, 24 Mei 2009


Artikel Terkait:

0 komentar: